Kuliah Umum “Film, Industri Budaya dan Regulasi Perfilman di Indonesia” bersama bapak Slamet Rahardjo Djarot
Perkembangan film sebagai suatu proses kreatif telah menjadi industri dewasa ini dan telah mengalami pasang surut. Saat ini, dalam dekade 10 tahun terakhir, perfilman Indonesia telah menunjukkan geliatnya kembali. Sebagai suatu produk budaya, perfilman Indonesia juga mengalami persaingan yang ketat, baik sesama film domestik maupun dengan film Asing. Kehadiran film-film Asia, seperti India, Cina, Jepang dan Korea, selain film barat, telah pula menjadi suatu tantangan bagi perkembangan kreatif perfilman Indonesia.
Kritik pedas juga muncul atas konten film Indonesia yang dianggap sangat menjual materi seksual atau sensasionalitas yang dibingkai dalam bentuk pesan horror dan sejenisnya. Kerinduan atas film2 yang berisi pesan edukasi, namun tetap dalam nilai budaya bangsa dan kemampuan bersaing di tingkat global juga membuat masyarakat lebih kritis dalam menyikapi kehadiran film Indonesia. Di sisi lain, kehadiran regulasi perfilman di tahun 2009, membuat posisi film Indonesia tidak memiliki payung hukum yang jelas, karena mendapatkan penolakan dari berbagai elemen masyarakat perfilman Indonesia.
Berangkat dari latar belakang tersebut, prodi Ilmu Komunikasi FISIP UAI melaksanakan kuliah umum dengan tema “Film, Industri Budaya dan Regulasi Perfilman di Indonesia”. Adapun bertidak sebagai pembicara adalah Bapak Slamet Rahardjo Djarot (aktor senior, praktisi perfilman serta dosen IKJ). Dalam kuliah umum kali ini, Bapak Slamet Rahardjo memaparkan bagaimana perkembangan dunia perfilman di Indonesia. Mulai dari peraturan undang-undang nomor. 33 tahun 2009 tentang perfilman, sejarah perfilman di Indonesia serta perkembangan perfilman di Indonesia ke depannya.
Bapak Slamet Rahardjo Djarot sendiri merupakan anggota Badan Perfilman Nasional, penggiat masyarakat Perfilman Indonesia (MPPI), Aktor Film Senior, Penasehat kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif, Ketua Yayasan IKJ, Dosen di Fakultas Film dan TV IKJ dan Dosen Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Pempimpin Teater Populer, pengamat budaya, sehingga beliau dianggap mumpuni dan memahami mengenai industri budaya dan film Indonesia, termasuk pro kontra mengenai regulasi perfilman di Indonesia, yang sejak tahun 2009 bermasalah serta menghadapi penolakan dari kalangan industri dan juga masyarakat perfilman Indonesia. wakil resmi Indonesia dalam berbagai Festifal Film Dunia.