Seminar Awal Tahun Prodi Hubungan Internasional Universitas Al Azhar Indonesia: “Melampaui Orientalisme: Islam dan Alternatif Negara-Bangsa”
Satu topik spesifik yang didiskusikan dalam seminar ini adalah mengenai ‘negara-bangsa’. Sebagai salah satu bangunan politik yang sedang dirundung krisis—kepemimpinan, kedaulatan, institusional, kediktatoran, dst.—negara-bangsa sudah mendapat banyak tantangan: selain Arab Spring, gerakan-gerakan pembangkangan sipil, pemberitaan media secara masif, publikasi kabel oleh WikiLeaks untuk membeberkan “kebobrokan” di dalam pemerintahan negara, dst. Namun demikian, sekali lagi, semuanya hanya berakhir sebagai kritik. Alternatif yang ditawarkan pun, jika ada, berakhir pada seruan-seruan tindakan reaksioner yang artinya tindakan reaksioner tersebut tidak akan pernah mampu menjawab tantangan dan masalah yang ada, dan bahkan malah memperparahnya. Akhirnya Islam yang ditawarkan sebagai suatu alternative, berakhir tidak lebih sebagai kapitalisme neoliberal.
Hal serupa juga terjadi pada tawaran-tawaran Islam, tidak hanya bersifat reaksioner, ia cenderung juga masih terjebak dalam Orientalisme. Orientalisme yang dimaksud disini adalah suatu kerangka berpikir yang melihat segala sesuatu melalui pandangan dan standpoint yang bersifat Eropa-sentris.
‘Daulah’, sebagai contoh, dengan tidak mempertanyakan apa yang bermasalah dari bangunan dan konsep negara berdaulat modern seraya menawarkan daulah yang berbasiskan syariat Islam, maka Islam secara tidak disadari menjadikan negara berdaulat (produk Orientalisme) itu sendiri sebagai sesuatu yang terberi. Akibatnya sangat dalam, bahkan untuk menawarkan alternatif Islami bagi orientalisme.
“Islam toh tetap membutuhkan Orientalisme itu sendiri. Islam menjadi tercerabut dari akar dan asal-usul non-orientalisnya, untuk kemudian dipaksakan untuk masuk dalam kotak orientalisme. Inilah pentingnya untuk mengentaskan Islam dari Orientalisme dan berdiri sebagai suatu tawaran alternatif yang independen.”
Jika kebutuhan untuk melampaui Orientalisme ini telah disepakati, barulah Islam bisa melangkah lebih jauh untuk menghadapi problem yang lebih spesifik.
Seminar awal tahun Prodi Hubungan Internasional ini diadakan di Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al Azhar Indonesia pada Kamis, 17 Januari 2013. Seminar ini dihadiri oleh Ismail Fajrie Alatas sebagai pembicara dari Ph.D Candidate, University of Michigan, M. Riza Widyarsa selaku Kaprodi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Al Azhar Indonesia dan Pak Nizar Umar yang juga turut hadir dalam seminar. Serta dipandu oleh moderator, Hizkia Yosie Polimpung yang juga merupakan dosen Hubungan Internasional di UAI.