Workshop Message From Tohoku “Sharing Experiance And Walking For The Future”
Ishinomaki. Salah satu kota di prefektur Miyagi Jepang. Terkenal sebagai kota manga, kota penghasil kertas serta kota nelayan. Ishomaki juga terkanal dengan festival kembang api yang telah diadakan sejak lama.
“Pada 11 Maret 2011, kota yang menjadi tempat kelahiran bagi tokoh “kamen rider” mengalami bencana alam gempa dan tsunami. Gempa dan tsunami yang menimpa ishinomaki menyebabkan 345 orang meninggal dan 480 orang hilang” ujar Mrs. Fujiwara Tomomi saat memaparkan penjelasannya pada Workshop Message From Tohoku ‘Sharing Experience and Walking For The Future’. Sebagai seorang pendidik Ishinomaki Girls Commercial High School, beliau menceritakan bagaimana anak didiknya menghadapi gempa di Ishinomaki
“Pada saat gempa terjadi disusul dengan alarm peringatan dini tsunami, guru-guru dan beberapa staff yang berada di Ishinomaki Girls Commercial High School dengan sigap menuju tempat evakuasi” lanjut guru olahraga ini saat memberikan paparannya. “Untunganya pada saat gempa terjadi tidak ada kegiatan belajar mengajar, hanya ada beberapa murid yang sedang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler” lanjutnya.
Sekolah Ishinomaki Girls Commercial High School merupakan salah satu sekolah yang mengalami kerusakan sangat parah. Ishinomaki Girls Commercial High School diterjang gelombang tsunami hingga ketinggian 4 meter. Hingga sekolah tersebut harus dihancurkan dan dibangun kembali dengan tinggi yang berbeda. Sekolah Ishinomaki Girls Commercial High School kembali beroperasi pada mei 2012. Meski sudah beroperasi, Ishinomaki Girls Commercial High School belum memiliki fasilitas yang lengkap. Seperti aula yang biasa digunakan para klub ekstra kulikuler untuk latihan atau pemanas dan ac yang belum terpasang, sehingga para murid maupun guru cukup kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar.
Meskipun fasilitasnya tidak memadai, namun para mutid dan guru merasa senang karena dapat berkumpul kembali setelah mereka harus berpisah karena sekolah mereka hancur dan mereka harus mengungsi di 3 sekolah yang berbeda.
Adapaun pasa saat bencana alam ini terjadi, Mrs. Fujiwara Tomomi dan korban gempa lainnya mengalami banyak kesulitan. Kesulitan yang mereka hadapi diantaranya, komunikasi yang terganggu, bahan bakar yang menipis, makanan dan minuman yang sulit didapat, serta kesulitan penampungan/tempat berlindung.
Dalam workshop ini, Mrs. Mrs. Fujiwara Tomomi dan 7 orang guru Ishinomaki Girls Commercial High School (yaitu, Ogawara Sun. Fuji Mika. Saito Yutaka. Adachi Takashi. Saito Kawri. Abe Chieko. Tominaga Kawachika) ingin menyampaikan sebuah pesan. Ketakuan dan kesulitan yang dihadapi pada saat ini gempa dan tsunami terjadi merupakan sebuah pengalaman yang buruk. Namun dengan persiapan yang baik, kedua hal tersebut dapat diminalisir.
Disamping itu, bantuan dari pihak luar merupakan suatu hal yang harus dikembalikan lagi. Menurut mereka bantuan-bantuan dari pihak asing merupakan sebuah ‘hutang’ yang harus dikembalikan. Kedepannya mereka berharap bias ikut membantu negara atau pihak lain yang mengalami kejadian yang pernah menimpa mereka.
Dalam kunjungannya ke Indonesia guru-guru dari Ishinomaki Girls Commercial High School juga menghadiri peringatan 8 tahun gempa dan tsunami yang pernah terjadi di Nangroe Aceh Darussalam. Dalam kunjungan ke Nangroe Aceh Darussalam guru-guru Ishinomaki Girls Commercial High School melihat bagaimana masyarakat Nangroe Aceh Darussalam bangkit dari gempa dan tsunami. Guru-guru Ishinomaki Girls Commercial High School juga mendapatkan pengalaman berharga bagaimana guru-guru di Nangroe Aceh Darussalam dapat memotivasi anak didiknya hingga mampu menghadapi kesulitan dan kesedihan yang mereka alami.